Peluncuran Buku Menjelajahi Misteri Perbatasan, Karya Dr. Yansen TP, M.Si., dkk di Indonesia Green Book Festival


Foto: Cover depan dan belakang buku Menjelajahi Misteri Perbatasan

KrayanNews.Com -- Buku “Menjelajahi Misteri Perbatasan” karya Dr. YansenTP, M.Si., dkk. Peluncuran buku ini dilakukan dalam acara Indonesia Green Book Festival (IGBF) di Sekolah Alam Cikeas tepatnya Jl. Letda Natsir Puri Cikeas Gn.Puri Kab. Bogor, Jumaat (01/24).

Acara IGBF ini berlangsung dari tanggal 26 Februari s/d 2 Maret 2024. IGBF salah satu upaya Sekolah Alam Cikeas dalam mengkapanyekan konservasi alam melalui narasi dan literasi. Sekolah Alam Cikeas merupakan sebuah lembaga pendidikan akreditasi A oleh Diknas yang terletak di daerah Cikeas, Jawa Barat, yang terkenal dengan pendekatan pembelajaran alamiah dan lingkungan.

Saya pertamakali datang ke sekolah ini, tempat yang asri sehingga tempat ini menawarkan suasana belajar yang unik di tengah alam, yang memungkinkan siswa untuk belajar sambil berinteraksi langsung dengan alam sekitar.

Buku Menelajahi Misteri Perbatasan

Sehingga nuansa ini sangat mendukung peluncuran buku “Menjelajahi Misteri Perbatasan” karya Dr. YansenTP, M.Si., dkk. Kilas balik lahirnya buku ini. Dari Batu Ruyud untuk Indonesia. Salah satu hadiah literasi dari daerah perbatasan untuk Indonesia. Akhir bulan tepat pada tanggal 27 Oktober-04 November 2022, momentum ini bertepatan juga dengan hari sumpah pemuda, yaitu 27 Oktober 2022, saya hadir mengikuti kegiatan yang di selenggarakan di lokasi Batu Ruyud Writing Camp I (BRWC) tepatnya di Pondok Biru, Batu Ruyud Fe’Milau, Ba’ Binungan Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Indonesia.

Kegiatan ini merupakan gagasan besar para penggerak literasi, Indonesia bapak Dr. Yansen TP, MSi, Wagup Kalimantan Utara, selain itu ia juga penulis sepuluh judul buku dan tujuh diterbitkan Gramedia. Ada juga Masri Sareb Putra, penulis 107 judul buku—pemilik penerbit Lembaga Literasi Dayak, kemudian ada Pepih Nugraha, ia pendiri kompasiana—dua puluh enam tahun menjadi wartawan Kompas, dan ia mempunyai media PepNews.com. Kemudian Dodi Mawardi, ia merupakan penulis professional, sekaligus asesor menulis BNSP. 

Nama orang-orang hebat inilah yang menyalakan literasi di Perbatasan yang kemudian menggema dalam tema menjelajah misteri perbatasan.

Peluncuran Buku Menjelajahi Misteri Perbatasan, Sekolah Alam Cikeas, Bogor

Sebelum kegiatan di adakan, diadakan semacam sayembara terbuka untuk umum. Bagi penulis-penulis nasional yang ingin ikut dalam kegiatan ini, dipersilahkan memenuhi persyaratan yang telah dibuat oleh panitia.

Singkat cerita, beberapa bulan berlalu dan diumumkan penulis hebat hasil seleksi yang terpilih untuk mengikuti kegiatan Batu Ruyud Writing Camp I (BRWC) di Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Beberapa nama yang saya ketahui, dan beberapa nama lainnya belum pernah saya jumpai. Namun, saya pernah membaca buku-buku mereka.

Tercatatlah beberapa nama yang terpilih untuk hadir mengisi kegiatan pelatihan dan diskusi yang telah di gagas panitia di BRWC nantinya. Nama-nama yang terpilih itu di antaranya Arbain Rambey, seorang fotografer senior, Wulan Ayodya, ia Penulis Buku Terbaik Perpusnas 2020, kemudian bapak Johan Wahyudi, ia Guru yang Juara  Menulis Tingkat Nasional, serta Arip Senjaya, ia Dosen, Penyair, dan Penulis Buku Terbaik Perpusnas 2022, selanjutnya  ada Herman Syahara, wartawan senior, sastrawan, dan aktivis Hari Puisi Indonesia, Eko Nugroho, ia bekerja sebagai Managing Editor Elex Media Komputindo – Gramedia, Edrida Pulungan, ia Penulis, Peraih Anugerah ASN Future Leader Kemenpan RB 2022, lalu Arie Saptaji, ia penulis 35 judul buku dan salah satu penulis kritik film terbaik Indonesia, kemudian ada lagi seorang penulis Matius Mardani, ia guru SD pegiat literasi Dayak – tinggal di Jakarta, dan Agustina, ia guru SMA dan pegiat literasi di Kalimantan Barat.  

Itulah para penulis yang telah menjelajahi dan menulis misteri yang ada di daerah perbatasan Indonesia. Tidak hanya itu, pada acara peluncuran buku tersebut, hadir para penikmat, pegiat literasi secara khusus para Kompasianer dan para pencinta alam yang antusias untuk mengetahui lebih dalam tentang misteri perbatasan. Dr. YansenTP, M.Si., dan timnya memberikan penjelasan mendalam tentang perjalanan mereka dalam menelusuri berbagai perbatasan di Indonesia yang penuh dengan keajaiban alam dan cerita yang menarik.

Foto bersama penulis dilanjutkan peluncuran dan bedah buku

Selain itu, di acara peluncuran dan bedah buku tersebut juga diadakan diskusi interaktif antara penulis dan para pengunjung yang hadir di Amphitheater. Mewakili penulis BRWC  I pada diskusi dan bedah buku  diisi oleh Dr. Yansen TP, MSi, Masri Sareb Putra, Pepih Nugraha, Arbain Rambey, dan Arip Senjaya. Pertukaran gagasan dan pandangan mengenai potensi dan keindahan alam Indonesia, cecara khusus di daerah Krayan, Kalimantan Utara, serta kekayaan budaya yang dimiliki negeri ini menjadi sorotan utama dalam diskusi tersebut.

Tidak hanya itu, selama kegiatan berlangsung cara Indonesia Green Book Festival (IGBF) juga menyuguhkan beragam kegiatan menarik lainnya seperti bazaar buku murah, writing camp, lomba debat, lomba story telling, lomba mewarnai, drama mucical, kegiatan komunitas, galeri pameran, workshop, assembly, dan paduan suara, bazar F&B, hingga Rekor MURI. Semangat untuk melestarikan kecintaan terhadap literasi dan alam Indonesia begitu kental terasa di tengah-tengah keramaian acara tersebut.

Kutipan pengantar Dr. Yansen TP, M.Si dalam buku ini, " ...Kami tidak perlu bertanya lagi, siapa kami. Kami tahu kami Indonesia dan tetap Indonesia sampai kapanpun. Kami tetap tegak berdiri membela kewibawaan dan kedaulatan negara di perbatasan ini. Harapan kami pemerintah negara melakukan apa yang harus dilakukan, bukan untuk membela kami, tetapi untuk mempertegas status negara di perbatasan yang harus terhormat sebagai Serambai depan Bangsa."

Dengan diluncurkannya buku "Menjelajahi Misteri Perbatasan", diharapkan akan semakin banyak generasi muda yang terinspirasi untuk menjaga keindahan alam Indonesia serta menggali lebih dalam tentang budaya lokal melalui kecakapan menulis tentang apa saja yang tersembunyi di ujung paling utara perbatasan negeri ini. Selamat untuk para penulis.

***


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url